Gambar Sampul PJOK · l_Bab 12 Atletik (2)
PJOK · l_Bab 12 Atletik (2)
Tarmudi B Hafid Ahmad Rithaudin

24/08/2021 11:54:14

SMA 11 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

189

Penjasorkes untuk SMA dan MA Kelas XI

Atletik (2)

Bab

12

Atletik merupakan olahraga perseorangan yang terdiri

atas olahraga lari, lompat, lempar atau tolak. Pada zaman

sekarang, mengikuti olahraga atletik dilakukan untuk mencapai

prestasi bukan hanya untuk hobi, kesenangan, atau hanya

meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam kegiatan belajar

berikut ini akan dijelaskan cabang olahraga atletik lompat

jauh.

Lari sambung

Cara visual

Cara nonvisual

Lari estafet

Tongkat

Pelari

Loncat tinggi

Tokakan

Awalan

Pendaratan

Kata

Kunci

Sumber: citizenimages.kompas.com

Su

mb

er:

ci

ti

ze

ni

mages

ko

mpas com

190

Bab 12

Atletik (2)

Peta Konsep

Apakah pokok pembelajaran Anda pada bab ini?

Lari sambung

Pengertian lari sambung

Latihan memberi dan

menerima tongkat

Latihan teknik lari sambung

Daerah pergantian tongkat

Peraturan perlombaan

Loncat tinggi gaya guling

perut

Loncat tinggi

Atletik 2

191

Penjasorkes untuk SMA dan MA Kelas XI

A. Lari Sambung

Tujuan pembelajaran

Pada pembelajaran ini, Anda diharapkan mampu mempraktikkan teknik

lari sambung/estafet.

1. Pengertian Lari Sambung (Estafet)

Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu dari nomor lari yang

diperlombakan dengan beregu. Tiap regu dalam lari sambung terdiri

dari empat pelari yaitu pelari pertama, pelari kedua, pelari ketiga, dan

pelari keempat. Pada lari sambung dibagi menjadi 3 nomor lomba, yaitu

nomor 4 x 100 meter, nomor 4 x 200 meter, dan 4 x 400 meter.

Alat

untuk menyambung antara pelari ke-1 dan pelari berikutnya (2, 3, dan

4) dipergunakan tongkat yang ukurannya 20–30 cm, keliling 12 cm, dan

beratnya 50 gram. Tongkat tersebut dipegang salah satu ujungnya sehingga

tongkat tidak mudah jatuh.

Nomor lari sambung yang seringkali diperlombakan adalah nomor 4 x

100 meter dan 4 x 400 meter. Terdapat kekhususan yang tidak akan ditemui

pada nomor lari yang lain yaitu adanya proses memindahkan tongkat sambil

berlari cepat dari pelari pertama kepada pelari berikutnya. Prinsip lari sambung

adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang dilakukan

dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari lainnya. Agar dapat

melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai keterampilan gerak lari

dan keterampilan memberi dan menerima tongkat yang dibawanya.

2. Latihan Memberi dan Menerima Tongkat

Pada lari sambung, terdapat beberapa macam cara dalam pemberian

tongkat estafet dari pelari pertama ke pelari berikutnya. Secara garis

besar, cara pemberian tongkat itu ada dua macam yaitu cara visual dan

nonvisual.

a. Cara visual

Pada cara ini, ketika tongkat diberikan penerima melihat atau

menoleh ke arah pemberi tongkat estafet. Penerimaan tongkat dengan

cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4 x 400 meter.

Bentuk

pelaksanaan dibagi menjadi beberapa macam. Namun yang sering

digunakan oleh pelari ada tiga cara yaitu sebagai berikut.

1) Sebelum tongkat diberikan dengan tangan kiri, penerima telah

menoleh ke arah pemberi. Sambil berlari, tangan kanan penerima

dijulurkan ke arah pemberi dengan sikap telapak tangan

192

Bab 12

Atletik (2)

menghadap ke atas, ke empat jari tangan ke bawah rapat, ibu jari

terbuka. Tongkat diberikan dari atas ke bawah.

2) Telapak tangan kanan penerima menghadap ke belakang ke arah

pemberi, ke empat jari terbuka ke arah dalam. Tongkat diberikan

dengan ayunan dari bawah ke atas.

3) Lengan penerima dijulurkan serong ke belakang bawah, telapak

tangan menghadap ke belakang serong ke atas, ke empat jari

rapat menuju ke luar, ibu jari terbuka menuju ke dalam. Tongkat

diberikan ayunan dari bawah ke atas.

Gambar 12.1 Teknik visual pada lari sambung

b. cara nonvisual

Dengan cara ini pelari yang menerima tongkat melakukannya

dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. Cara

nonvisual ini biasanya digunakan dalam lari sambung 4

u

400 meter.

Ada dua cara yang dapat digunakan yaitu sebagai berikut.

1) Lengan penerima dijulurkan serong ke belakang bawah, telapak

tangan menghadap ke belakang serong ke atas, ke empat jari

rapat menuju ke luar, ibu jari terbuka menuju ke dalam. Tongkat

diberikan ayunan dari bawah ke atas.

2) Lengan penerima dijulurkan serong ke belakang bawah, telapak

tangan menghadap ke belakang serong ke atas, ke empat jari

rapat menuju ke luar, ibu jari terbuka menuju ke dalam. Tongkat

diberikan ayunan dari atas ke bawah.

Gambar 12.2 Teknik nonvisual pada lari sambung

193

Penjasorkes untuk SMA dan MA Kelas XI

3. Latihan Teknik Lari Sambung

a. Latihan teknik lari sambung jarak 4

u

25 meter

Untuk meningkatkan kemampuan lari sambung perlu dilakukan

berbagai macam bentuk latihan, salah satunya lari sambung dengan

jarak 4

u

25 meter. Latihan ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut.

1) Empat orang berdiri berbanjar dan memberikan tongkat dari

orang yang di belakangnya ke depan, dengan cara yang benar

(panggil pelari yang di depan, kemudian lihat ke belakang dan

berikan tongkat seterusnya ke depan). Kegiatan ini dilakukan

pada putaran atletik.

2) Empat orang berdiri berbanjar dan memberikan tongkat sambil

berjalan, jangan terlalu dekat satu sama lainnya dan dilakukan

dengan lari kecil (

jogging

). Jarak yang dibutuhkan untuk

melakukan latihan adalah 4

u

25 meter sebanyak 12 kali setiap

seri dengan istirahat yang singkat. Tujuan latihan ini adalah

untuk melatih refleksi tangan pada saat memberi dan menerima

tongkat.

3) Dalam latihan ini, hal yang perlu diperhatikan adalah cara

pemberian tongkat pada teman di depan harus benar-benar tepat

dan tongkat tidak boleh jatuh ke lintasan. Apabila ini sudah baik

maka dapat dilanjutkan dengan cara berlari.

4) Dalam latihan lari estafet 4

u

25 meter diperlukan putaran lari

400 meter agar setiap orang merasakan bagaimana cara lari

di lintasan lurus sehingga dalam melakukan lari estafet yang

sebenarnya sudah terbiasa.

b. Latihan teknik lari sambung jarak 4

u

100 meter

Selain latihan dengan jarak 4

u

25 meter, latihan dengan jarak 4

x 100 meter juga dapat dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

keterampilan lari estafet. Adapun latihan ini dilakukan dengan cara

sebagai berikut.

1) Latihan lari sambung jarak 4

u

100 meter tidak memerlukan

timing

seperti estafet jarak pendek, waktu yang hilang saat pergantian

tongkat harus dibatasi. Untuk itu, pelari pertama harus mulai

start sebelum pelari yang berikutnya mencapai tempatnya. Hal

ini dilakukan dalam rangka start yang baik dan tetap menjaga

langkah lari yang baik (

racing phase

).

2) Pelari yang pertama boleh mengambil dengan letak kaki yang

sama ke depan seperti pada start lari (

sprint

) dan bahkan boleh

menopang dirinya atas satu tangan dalam sikap start jongkok.

194

Bab 12

Atletik (2)

Akan tetapi, peraturannya kaki diletakkan di belakang sesuai

dengan tangan yang menerima tongkat (agar kedatangan

pelari jelas). Hal penting adalah pelari pembawa tongkat dalam

kecepatan tetap, pergantian dilakukan saat penerima mencapai

kecepatan maksimalnya.

3) Tanggung jawab yang besar ada pada pelari yang datang dan

mengetahui saat yang tepat kapan pergantian tongkat dilakukan

sekalipun penerima belum akan mengulurkan tangan di belakang

badannya pertanda siap menerima tongkat.

4) Regu estafet yang efektif harus benar-benar dipilih dari pelari yang

mewakili tiap-tiap tahapan seperti pelari 100 meter pertama yang

memiliki start yang bagus, pelari 200 meter kedua adalah pelari

khusus tikungan, 300 meter ketiga adalah pelari yang tangguh dan

pelari terakhir adalah pelari yang punya daya juang yang tinggi.

Mengenai teknik perpindahan tongkatnya dilakukan dengan

cara: tongkat dipegang oleh pelari pertama sambil melakukan

start jongkok, sedangkan pelari kedua, pelari ketiga, dan pelari

keempat melakukan start melayang.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada lari sambung 4

u

400

meter adalah sebagai berikut.

1) Pemberian tongkat sebaiknya secara bersilang yaitu pelari

pertama dan pelari ketiga memegang tongkat dengan tangan

kanan, kemudian pelari kedua dan keempat dengan tangan kiri.

2) Penempatan pelari disesuaikan dengan keistimewaan masing-

masing.

3) Jarak pergantian bagi pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur

dengan tepat saat latihan.

4) Pengaturan urutan pelari, hendaknya pelari tercepat dan berdaya

juang tinggi sebagai pelari terakhir.

5) Kecepatan regu sangat menentukan tercapai tidaknya prestasi

yang akan diperoleh.

4. Daerah Pergantian Tongkat

Dalam lari sambung atau estafet, daerah pergantian tongkat memiliki

peranan yang sangat penting karena daerah ini merupakan daerah

penghubung ke pelari berikutnya. Perpindahan tongkat harus dilakukan

di daerah

wissel

yang berjarak 20 meter. Berikut ini beberapa cara

menempatkan pelari-pelari estafet.

a. Pelari pertama ditempatkan di daerah start pertama dengan lintasan

di tikungan.

b. Pelari kedua ditempatkan di daerah start kedua dengan lintasan lurus.

195

Penjasorkes untuk SMA dan MA Kelas XI

c. Pelari ketiga ditempatkan di daerah start ketiga dengan lintasan di

tikungan.

d. Pelari keempat di tikungan di daerah start keempat dengan lintasan

lurus dan berakhir di garis finis.

Regu estafet yang efektif harus benar-benar dipilih dari pelari bagi tiap-

tiap tahap. Pertimbangan dalam menyusun regu estafet atau lari sambung

antara lain berikut ini.

1) Pelari pertama

a) Pelari yang mempunyai start yang baik dan pelari tikungan yang

baik.

b) Pelari dengan kemampuan kecepatan tinggi, tetapi daya tahannya

kurang dibandingkan dengan pelari lain.

2) Pelari kedua

a) Pelari yang bertanggung jawab dan terampil sebab pelari ini

mempunyai tugas ganda yaitu sebagai penerima dan pemberi

tongkat.

b) Pelari dengan kemampuan daya tahan yang baik karena harus

menempuh jarak 120 m sampai 130 m.

c) Kemampuan di tikungan baik.

3) Pelari ketiga

Pelari yang mempunyai kemampuan tikungan baik dan kemampuan

lari sama dengan pelari 1 dan 2.

4) Pelari keempat

a) Pelari tercepat

b) Pelari yang mempunyai semangat juang yang tinggi karena

sebagai penentu kalah menangnya regu.

5. Peraturan Perlombaan

Untuk melaksanakan perlombaan lari sambung atau estafet terdapat

beberapa peraturan yang perlu diperhatikan demi mencapai prestasi yang

diharapkan yaitu sebagai berikut.

a. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar

1,20 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambah 10 meter

pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan

berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak terjadi

pergantian tongkat.

b. Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing,

meskipun sudah memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya.

Apabila saat ini tongkat itu terjatuh maka pelari yang menjatuhkannya

harus mengambilnya.

196

Bab 12

Atletik (2)

c. Tongkat estafet harus berongga, panjang 28–30 cm, diameter garis

tengah 38 mm dan beratnya 50 gram.

d. Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-

masing sampai tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan

dalam, pelari ketiga dan keempat menunggu di daerah pergantian

secara berurutan sesuai dengan kedatangan pelari satu regunya.

B. Loncat Tinggi

Tujuan Pembelajaran

Pada pembelajaran ini, Anda diharapkan mampu mempraktikkan teknik

loncat tinggi gaya guling perut.

Untuk mencapai loncatan yang maksimal, para peloncat berusaha

memperbaiki teknik melalui latihan berulang-ulang, terutama pada awalan.

T

olakan untuk melewati mistar dimanfaatkan seefektif mungkin.

T

eknik dasar meliputi awalan, tolakan, posisi badan di atas mistar, dan

mendarat.

1. Loncat Tinggi Gaya Guling Perut

a. Awalan

Pada mulanya, atlet menggunakan awalan dengan langkah lari

cepat dalam garis lurus, kemudian menuju pertengahan mistar yang

dipasang dengan sudut 45° dari sisi sudut kaki loncat. Ujung kaki

menuju ke luar, pada waktu melakukan awalan 7 – 9 langkah pertama

dipercepat. Setelah itu, tiga langkah terakhir, badan agak merendah

sebagai persiapan untuk tolakan dengan kekuatan penekanan lari

dengan langkah panjang serta badan lebih direndahkan melenting ke

belakang kaki.

Badan yang digunakan untuk menolak diluruskan ke

depan. Sementara itu, tungkai yang akan diayunkan menekuk hingga

berat badan berada pada kaki belakang.

Gambar 12.3

Gerakan awalan dalam loncat tinggi

197

Penjasorkes untuk SMA dan MA Kelas XI

b. Tolakan

Persiapan menolak dengan kaki yang akan digunakan untuk

tolakan diluruskan ke depan, sedangkan kaki ditekuk ke belakang dan

badan condong ke belakang hingga berat badan berada di tungkai

belakang. Tolakkan kaki, kemudian ayunkan tungkai ke belakang dan

ke atas sehingga tingginya sebahu dengan mengayun kedua lengan

ke atas. Sementara itu, kepala ditengadahkan bersamaan dengan

menolakkan kaki/menghentakkan kaki. Pada saat kaki melewati

mistar, segera badan dan tangan yang jauh dari mistar menuju atas

mistar, kemudian lengan segera rapatkan pada perut atau punggung.

Gambar 12.4

Gerakan menolak dalam loncat tinggi

c. Posisi di Atas Mistar

Posisi badan di atas mistar yaitu setelah tungkai yang diayunkan

melewati mistar, posisi badan telungkup di atas mistar, dengan

posisi pinggul lebih tinggi dari punggung. Kaki tolak dengan lutut

dibengkokkan menuju ke samping. Sementara itu, kepala dimiringkan

ke bawah mistar, tubuh akan jatuh menuju tempat pendaratannya.

Gambar 12.5

Gerakan melayang dalam loncat tinggi

198

Bab 12

Atletik (2)

d. Mendarat

Lakukan pendaratan di atas matras agar keselamatan terjaga.

Jangan sampai salah tumpuan. Sikap mendarat dimulai dengan jari-

jari tangan ke punggung tangan, kemudian ke bahu dan punggung

lalu berguling.

Gambar 12.6 Pendaratan

Tugas

Setelah mempelajari materi tentang atletik, cobalah praktikkan salah satu

cabang dalam atletik yaitu lari sambung.

Rangkuman

• Pada lari sambung atau estafet dibagi menjadi 3 nomor lomba yaitu nomor

4

u

100 m, 4

u

200 m, dan 4

u

400 m. Prinsip lari sambung adalah berusaha

membawa tongkat secepat-cepatnya yang dilakukan dengan memberi dan

menerima tongkat dari satu pelari lainnya. Terdapat dua cara pemberian

tongkat yaitu cara visual dan cara nonvisual. Ada kecenderungan jika cara

visual digunakan oleh pelari pada jarak 4

u

400 meter dan menggunakan

cara nonvisual oleh pelari pada jarak 4

u

400 meter dan harus dilakukan di

daerah

wissel

yang berjarak 20 meter dan lebar 1,20 m. Tongkat estafet harus

berongga, panjang 28–30 cm, diameter garis tengah 38 mm dan beratnya

50 gram. Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-

masing sampai tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam.

Sementara itu, pelari ketiga dan keempat pelari menunggu di derah pergantian

secara berurutan sesuai dengan kedatangan pelari satu regunya.

• Loncat tinggi merupakan salah satu cabang olahraga atletik. Ada dua

macam gaya dalam loncat tinggi yaitu loncat tinggi gaya guling perut dan

loncat tinggi gaya guling.

199

Penjasorkes untuk SMA dan MA Kelas XI

Re

À

eksi

1. Setelah Anda mempelajari pelajaran ini, adakah materi yang belum Anda

pahami?

2. Sudahkah Anda mempraktikkannya?

3. Apa manfaat yang Anda rasakan?

A. Aspek Kognitif

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Cara pemindahan tongkat estafet dimana penerima tongkat tidak

menoleh ke belakang dinamakan cara ....

a. Nonvisua c. Wissel e. Blink

b. Visual d. Strudle

2. Cara pemindahan tongkat estafet di mana penerima tongkat tidak

menoleh ke belakang dinamakan cara ....

a. Nonvisual c. Wissel d. Strudle

b. Visual e. Blink

3. Menerima tongkat estafet tanpa melihat biasanya digunakan pelari

estafet ....

a. 4 x 100 meter

c. 4 x 300 meter

e.

4 x 800 meter

b. 4 x 200 meter

d. 4 x 400 meter

4. Menerima tongkat estafet dengan melihat biasanya digunakan pelari

estafet ....

a. 4 x 100 meter

c. 4 x 300 meter

e.

4 x 800 meter

b. 4 x 200 meter

d. 4 x 400 meter

5. Pada saat menerima tongkat estafet harus berlangsung pada daerah

pergantian yang panjangnya sejauh ....

a. 10 meter c. 30 meter e. 50 meter

b. 20 meter d. 40 meter

Uji Kompetensi

Nilai-nilai Olahraga

Setelah mempelajari pelajaran ini, nilai-nilai olahraga seperti apa yang

Anda peroleh? Apakah terdapat nilai-nilai kedisiplinan atau kerjasama?

200

Bab 12

Atletik (2)

6. Pelari estafet yang tidak perlu memindahkan tongkat adalah perlari

urutan ke ....

a. 1

d. 4

b. 2

e. 4 dan 3

c. 3

7. Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelari kedua dalam lari estafet

adalah ....

a. mempunyai kemampuan start yang baik

b. daya tahan kurang dibanding pelari lain

c. memiliki daya tahan yang baik

d. pelari yang tercepat

e. mempunyai semangat juang yang tinggi

8. Seorang pelari estafet dinyatakan gagal dalam perlombaan apabila ....

a. lari di lintasan sendiri

b. tongkat estafet jatuh diambil lagi

c. lari dengan melihat ke belakang

d. pelari tidak memasuki finis

e. pelari memberi aba-aba pada saat pergantian tongkat

9. Suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat

larinya, tetapi di sini tidak terjadi pergantian tongkat disebut ....

a. Pra-zone

d. Blink

b. Wissel

e. Visual

c. Strudle

10. Panjang tongkat estafet adalah ....

a. 28–30 cm

d. 34–36 cm

b. 30–32 cm

e. 36–38 cm

c. 32–34 cm

B. Aspek Psikomotor

Perhatikan dan lakukanlah perintah di bawah ini!

1. Praktikkanlah latihan cara memberi dan menerima tongkat dalam lari

sambung baik secara visual maupun nonvisual dengan menggunakan

tongkat yang sederhana! Bapak/Ibu guru akan membimbing Anda

dalam melakukan latihan tersebut!

2. Lakukan pula latihan teknik lari sambung jarak 4

u

25 m dengan

bimbingan dari Bapak/Ibu guru Anda!

3. Praktikkanlah loncat tinggi gaya guling perut dengan menggunakan

matras dan peralatan yang sederhana! Bapak/Ibu guru akan

membimbing Anda dalam melakukan latihan ini!

* * *